PeLataran Rumah..

senja yang selalu luruh,..dikaki pematang sawah kerap mengganggu gerombolan pipit yang sedang hangat bergaya menyulap diri mereka menjadi elang malah ada yang menyurup kupu-kupu senja yang selalu luruh dikaki sungai yang kian sesak akan lumpur,..
menyudutkan capung agar segera berbenah pulang,..
juga katak yang hendak kawin menyelipkan niatnya untuk berasoi-asoi,,..tunggulah esok kawan, masih ada ruang yang bisa kau isi nanti,..
senja yang luruh dikaki gembala kambing,..
menyorotkan nafas lega,..tanda usai sudah hari ini,..
menggulung celana lusuhnya segera pergi ke surau,..
mama menunggu dengan pasti,..
senja yang kerap juga luruh di lubuk hati sang hasrat,..
menggelora,..menukik,..menjemput mau jadi enggan..
bahunya tak lagi melompong ada periuk yang bertengger manis disana,..
pun matahari,.. tak selalu kuyupinya,adakalanya melolong jengah,..
lentera siap dihidangkan,..(W.k)

NU..SADARNA..

selamat pagi Nusantara,..
bergunjing menyulam cemo'oh,..
ruang yang tersisa tak melompong,..
penuh kata tanya dan juga serapah,..
Indonesiaku yang kian sakit,.. berbuncah melumuri walaupun masih belia,.. menyedihkan,..
tak cukup ditelaah,..
tapi butuh resiko yang lebih..
hitam yang menyulut pijar tak lebih dari gemuruh,..
menentang riak kerdil yang pongah,..
inilah Nusantara kita yang dulu jumawa,..besar cakap tak punya nyali lebih,.. (w.K)

sampeu,..

ruuuuaaaaarr binasa,... melelahkan,..

mengingat kau pada ujung lembah belukar,...

juga hempasan desah raga yang mengasuh nalarmu...

manapun hanya justru yang lepas ,..

bukan matahari yang berjibaku dengan noktah

jembatan bukan dibuat untuk melintas namun sedikitnya bisa berperan

untuk menjenguk dan mengemban darah yang terurai,..

aku menyerahkan semuanya pada masa,..

yang selalu menguntit ku girang,..

bukan nuansa yang aku cari,..

juga bukan kamu yang aku cemaskan....

hanya materi yang beujung.... nista

hulu menghadap arah yang tak jelas,...

cobalah mengisyaratkan namamu pada comberan yang tergenang,...(W.K)

note..

Bilang saja bila ada yang menyakiti matamu,...
aku menghunus beliung dan kutanamkan pada bahunya...
bilang saja bila ada yang menentang pintamu,..
aku suguhkan sekantung menyan untuk bibirnya,...
selalu bilang bila ada yang menyentuh kulitmu
aku pendam dia dengan caci hingga kuyup akan ludah ini,..
dan bila ada yang mengeluh saat kau bernyanyi,...
aku junjung dia menghadap matahari,..
biar kelam wajahnya,... jengah akan kelakuannya,..(w.K)

Duduk,.. berdua sambil berpegangan,aku menyuruh kalian untuk diam,..

bukan untuk berbagi kepedihan,..

karena itu sudah menjadi hak tiap orang untuk merasakan nya sendiri,..

bila kau mau untuk memberikannya untuk orang lain,.. tak apa,.. tapi itu sama sekali tak akan merubah apapun...

takdir telah ditulis,.. kewajiban kita untuk mengarahkannya,...(w.K)

silent,...

cup,..cup,... cup,..mulut kalian dikatup...

hingga berkarat malah,..

bukan karena tak boleh namun kalian tidak punya hak untuk membuka nya,..

mulai saat ini kalian hanya punya hak untuk mengedipkan mata saja,..(w.k)